[1 Yohanes 1-2: 2]Pernahkah kita merasa gamang hidup sebagai orang Kristen?
Pernahkah kita merasakan kebimbangan Iman selaku orang Percaya?
Saya kira apabila kita tulus, maka kita pernah mempertanyakan hal-hal tersebut.
Saudara saudara kekasih Kristus,
saya ingin menceritakan suatu kejadian dalam pengalaman kehidupan saya yang tidak pernah saya lupakan.
Kejadian ini bermula ketika saya menjadi anak asuh yang diangkat oleh salah satu keluarga dari Negeri Belanda [yang ketika itu masih dimungkinkan untuk mendapat bantuan secara langsung dari luar negeri ke salah satu Yayasan Kristen].
Yayasan Kristen tersebut mempunyai beberapa anak asuh yaitu sekitar 25 orang per kelompok [ada empat kelompok], kegiatan yayasan tersebut adalah dalam seminggu 2 kali mengadakan pertemuan bagi anak asuhnya dalam bentuk pemahaman alkitab, olah raga maupun latihan paduan suara dan latihan musik.
Singkat cerita saudara-saudara,
Pada waktu itu kita [anak-anak asuh] sedang mengadakan kegiatan olah raga: ada permainan kasti, sepakbola dan sebagainya.
Nah kejadian ini bermula pada saat salah seorang dari kita [kebetulan wanita] sedang bermain kasti dan tiba-tiba terjatuh dan mengalami kesurupan, anak tadi meraung-raung dalam bahasa yang kita tidak mengerti dan meronta-ronta pada saat kita pegang/ ingin ditolong. Saudara bisa bayangkan waktu itu kira-kira seumuran anak2 klas 3 Sekolah Dasar sampai yang paling besar kelas satu SMP, kita tidak tahu apa yang mesti diperbuat dan kebetulan pendampingnya adalah perempuan, lalu salah satu anak laki-laki paling besar diantara kami mengambil inisiatip untuk mengumpulkan kita semua dan mulai berdoa [tentunya sambil menangis]
Tiba tiba dari mulut teman kami tersebut yang sedang kesurupan keluar kata-kata: ” panas-panas” ”Jangan dekati aku.....” Yesus... Yesus... pergilah menjauh dariku”
Mendengar teriakan tersebut kami semua semakin kuat untuk berdoa kepada Tuhan,
Setelah dan setelah beberapa lama teman kami tersebut masih berteriak-teriak dan akhirnya terdiam dan lemas serta tidak seberapa lama siuman dan sadar.
Saudara-saudara, sejak saat itu saya semakin teguh dalam iman dan nyatalah bahwa Tuhan adan diantara kita dan senantiasa menyertai kita umatNya.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dalam perikop diatas, Yohanes ingin menyampaikan kepada kita tentang apa yang diimaninya. Agar melalui kesaksian ini Jemaat atau pengikut Yesus dapat mendengar kebenaran Firman Allah yang diimani.
Yohanes dalam hal ini dengan tegas dan mantap menyatakan bahwa apa yang ia saksikan itu adalah segala sesuatu yang pernah ia dengar, pernah ia lihat dan bahkan pernah ia raba.
Saudara-saudara,
Sebagai firman, ia [dalam hal ini yohanes] pernah mendengar,
Sebagai wahyu, yohanes pernah menyaksikan/melihat,
Dan sebagai manusia dalam Tuhan Yesus, yohanes pernah meraba.
Dengan demikian, apa yang disaksikan oleh yohanes bukannya yang telah ia dengar saja, tetapi seluruh pengalaman hidup bersama Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.
Yang dapat disimpulkan sebagai ”Allah adalah terang”
Dalam ayatnya yang ke 5 ” Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”
Bagi yohanes, mengikut Tuhan Yesus atau menjadi orang krsiten bukan sekedar bersaksi, bukan sekedar perubahan dalam ktp kita, namun harus ada penghayatan yang begitu dalam, sehingga mengikut Yesus tidak cukup dalam pengakuan, tetapi juga harus terwujud dalam suatu tindakan yang dapat dirasakan oleh orang lain.
Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus
Ada tiga syarat yang diungkapkan oleh yohanes untuk dapat menjadi pengikut Tuhan Yesus yang baik.
jika kita hidup dalam terang maka kita telah menyatu dengan terang yang berarti telah menyatu dengan Tuhan Yesus yang telah berkenan menebus dosa kita. Sehingga kita harus berperilaku seperti layaknya orang yang hidup dalam terang.
sekalipun kita hidup dalam terang, tidak dapat dikatakan bahwa kita tidak berdosa, sebab semuanya telah kelihatan dengan nyata bahwa sebenarnya kita berdosa, Tetapi justru dengan melihat dosa itulah maka kita memerlukan Tuhan Yesus sebagai juruselamat. Dengan mengaku dosa, kita akan mendapat pengampunan dan penyucian diri.
dan yang ketiga adalah jangan kita berbuat dosa
dosa dapat diartikan Kekerasan hati untuk memilih jalan sendiri dan ingin bebas dari Tuhan Allah
Saudara-saudara itulah gambaran seseorang yang telah menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat, hidupnya selalu diterangi oleh terang Firman Allah. Lalu saudara-saudara, bagaimanakah caranya kita dapat selalu hidup dalam terang dan mampu bertumbuh dan bersaksi mengenai kemuliaan Allah?
Kuncinya adalah Komunikasi saudara-saudara,
a] Kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui alkitab, artinya disini bahwa Tuhan berkomunikasi dengan kita melalui alkitab, memperlihatkan sifatNya dan kehendakNya, agar kita dapat melihat jalan terang yang dikehendakinya. Dengan membaca alkitab kita mengetahui kehendak Tuhan didalam rencana hidup kita yaitu hidup dalam terang Tuhan.
b] Kita berkomunikasi dengan Tuhan melalui Doa, artinya kita memasrahkan pikiran, keperluan dan keinginan kita dalam kehendakNya.
c] Kita berkomunikasi melalui persekutuan, artinya kita mendorong dan membimbing satu sama lain. Bersekutu dengan orang kristen lain adalah penting untuk saling mendorong supaya mengasihi dan berbuat baik. Saling menguatkan dengan sharing pengalaman diantara umat kristen. Bersekutu dapat dijalankan dengan ikut PA, Persekutuan Doa, Sarasehan, Memuji bersama dalam Paduan Suara dan lain sebagainya. Allah menumbuhkan gereja sebagai tempat untuk kita bertemu sesama umat dan mempelajari tentang Allah.
d] kita berkomunikasi dengan orang lain yang tidak mengenal Tuhan. Artinya kita bersaksi tentang pengalaman hubungan kita dengan Yesus.
Dengan demikian saudara-saudara, kita dapat menghayati Allah sebagai terang yang menerangi seluruh sendi kehidupan kita, dan dengan demikian orang lain dapat melihat terang dan kasih Allah itu pada diri kita yang pada akhirnya mereka akan menerima keselamatan yang Tuhan Yesus berikan, sebab Tuhan Yesus menjadi pendamai bukan hanya untuk dosa kita, tetapi untuk dosa seluruh umat manusia atau dosa dunia. Amien.

0 comments:
Post a Comment